Jumat, 28 Juni 2013

Project Based Learning



Project Based Learning

Desain Penulis: Deskripsi Model PBL / Pembelajaran Berbasis Proyek

Berdasarkan kegiatan pengajar dan pelajar dalam pendekatan PBL, maka PBL yang akan dibuat di dalam lingkungan web terbagi dalam tiga tahapan yakni persiapan, pembelajaran dan evaluasi, tetapi dari tiga tahapan tersebut dapat dideskripsikan menjadi enam tahapan sebagai berikut.
a.Persiapan
Pengajar merancang desain atau membuat kerangka proyek yang bermanfaat dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pelajar dalam mengembangkan pemikiran terhadap proyek tersebut sesuai dengan kerangka yang ada, dan menyediakan sumber yang dapat membantu pengerjaannya. Hal ini akan mendukung keberhasilan pelajar dalam menyelesaikan suatu proyek dan cukup membantu dalam menjawab pertanyaan, beraktifitas dan berkarya. Kerangka menjadi sesuatu yang penting untuk dibaca dan digunakan oleh pelajar. Oleh karenanya, pengajar harus melakukan perannya dengan baik dalam menganalisa dan mengintegrasikan kurikulum, mengumpulkan pertanyaan, mencari web site atau sumber yang dapat membantu pelajar dalam menyelesaikan proyek, dan menyimpannya di dalam web.
b.Penugasan/menentukan topik.
Sesuai dengan tugas proyek yang diberikan oleh pengajar maupun pilihan sendiri, pelajar akan memperoleh dan membaca kerangka proyek, lalu berupaya mencari sumber yang dapat membantu. Dengan berdasar pada referensi alamat web yang berisi materi relevan, pelajar dengan cepat dan langsung mendapatkan materi yang berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan proyek. Lalu pelajar berupaya berpikir dengan kemampuannya berdasar pada pengalaman yang dimiliki, membuat pemetaan topik, dan mengembangkan gagasannya dalam menentukan sub topik suatu proyek.
Description: http://yudipurnawan.files.wordpress.com/2008/04/konseppbl.jpg?w=275&h=300
Gambar Blok diagram tahapan dalam PBL.
c.Merencanakan kegiatan.
Pelajar bekerja dalam proyek individual, kelompok dalam satu kelas atau antar kelas. Pelajar menentukan kegiatan dan langkah yang akan diambil sesuai dengan sub topiknya, merencanakan waktu pengerjaan dari semua sub topik dan menyimpannya di dalam web. Jika bekerja dalam kelompok, tiap anggota harus mengikuti aturan dan memiliki rasa tanggungjawab. Sedangkan pengajar berkewajiban menyampaikan isi dari rencana proyeknya kepada orang tua, sehingga orang tua dapat ikut serta membantu dan mendukung anaknya dalam menyelesaikan proyek.
d.Investigasi dan penyajian.
Investigasi disini termasuk kegiatan : menanyakan pada ahlinya melalui e-mail, memeriksa web site, dan saling tukar pengalaman dan pengetahuan serta melakukan survei melalui web. Dalam perkembangannya, terkadang berisi observasi, eksperimen, dan field trips. Diskusi dapat dilakukan secara sinkron dan asinkron melalui chating. Lalu penyajian hasil dapat berupa gambar, tulisan, diagram matematika, pemetaan dan lain-lain. Secara rutin, orang tua dan pengajar berkomunikasi untuk memantau kegiatan dan prestasi yang dicapai oleh pelajar.
e.Finishing.
Pelajar membuat laporan, presentasi, halaman web, gambar, dan lain-lain. Sebagai hasil dari kegiatannya. Lalu pengajar dan pelajar membuat catatan terhadap proyek untuk pengembangan selanjutnya. Peserta menerima feedback atas apa yang dibuatnya dari kelompok, teman, dan pengajar. Fasilitas feedback online disajikan untuk memungkinkan setiap individu secara langsung berkomentar dan memberikan kontribusi, dan agar dilihat dan bermanfaat bagi orang lain.
f.Monitoring/Evaluasi.
Pengajar menilai semua proses pengerjaan proyek yang dilakukan oleh tiap pelajar berdasar pada partisipasi dan produktifitasnya dalam pengerjaan proyek.
Aktifitas para pengajar dan para pelajar bertukar-tukar tergantung pada derajat tingkat kendali yang diberikan kepada para pelajar dalam kedua dimensi. B. Peran Pengajar dalam PBLSelama berlangsungnya proses belajar dalam PBL pelajar akan mendapat bimbingan dari narasumber atau fasilitator, tergantung dari tahapan kegiatan yang dijalankan.a. Narasumber§ Menyusun trigger Sebagai sumber pembelajaran untuk informasi yang tidak ditemukan dalam sumber pembelajaran bahan cetak atau elektronik.§ Melakukan evaluasi hasil pembelajaran. b. FasilitatorSecara umum peran fasilitator adalah memantau dan mendorong kelancaran kerja kelompok, serta melakukan evaluasi terhadap efektifitas proses belajar kelompok. Secara lebih rinci peran fasilitator adalah sebagai berikut.
  • Mengatur kelompok dan menciptakan suasana yang nyaman.
  • Memastikan bahwa sebelum mulai setiap kelompok telah memiliki seorang anggota yang bertugas membaca materi, sementara teman-temannya mendengarkan, dan seorang anggota yang bertugas mencatat informasi yang penting sepanjang jalannya diskusi.
  • Memberikan materi atau informasi pada saat yang tepat, sesuai dengan perkembangan kelompok.
  • Memastikan bahwa setiap sesi diskusi kelompok diakhiri dengan self-evaluation.
  • Menjaga agar kelompok terus memusatkan perhatian pada pencapaian tujuan.
  • Memonitor jalannya diskusi dan membuat catatan tentang berbagai masalah yang muncul dalam proses belajar, serta menjaga agar proses belajar terus berlangsung, agar tidak ada tahapan dalam proses belajar yang dilewati atau diabaikan dan agar setiap tahapan dilakukan dalam urutan yang tepat.
  • Menjaga motivasi pelajar dengan mempertahankan unsur tantangan dalam penyelesaian tugas dan juga memberikan pengarahan untuk mendorong pelajar keluar dari kesulitannya.
  • Membimbing proses belajar pelajar dengan mengajukan pertanyaan yang tepat pada saat yang tepat. Pertanyaan ini hendaknya merupakan pertanyaan terbuka yang mendorong pelajar mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang berbagai konsep, ide, penjelasan, sudut pandang, dan lain-lain.
  • Mengevaluasi kegiatan belajar pelajar, termasuk partisipasinya dalam proses kelompok. Pengajar perlu memastikan bahwa setiap pelajar terlibat dalam proses kelompok dan berbagi pemikiran dan pandangan.
  • Mengevaluasi penerapan PBL yang telah dilakukan.


Perbedaan Kelas PBL dengan Lingkungan Kelas Tradisional

Di dalam kelas tradisional pelajar dikondisikan untuk mendengarkan, menghafal dan belajar termasuk mengajukan pertanyaan. Menghafalkan fakta dan informasi sebenarnya bukan cara untuk belajar tetapi ini biasa dilakukan di suatu kelas tradisional. Sehingga lebih penting mengetahui bagaimana cara memproses informasi dibanding hanya mengetahui fakta yang nyata. Tabel 3.1 Perbedaan kelas PBL dengan Lingkungan Kelas Tradisional[10].
Tradisional
Kurikulum
- Mengacu pada kurikulum yang baku
- Cakupan materi yang lebar
- Menghafal materi tanpa berpikir fakta
Kelas
- Pengajaran dilakukan dengan penempatan pelajar pada tempat duduk yang rapih dan kaku dalam format baris dan kolom.
- Berupaya merangkul semua orang bersama-sama, belajar di langkah dan bobot yang sama
- Berusaha secara individu untuk mencapai target
Pengajar
- Pengajar sebagai pemberi ceramah/ narasumber dan tenaga ahli.
Pelajar
- Bergantung kepada pengajar dalam menyelesaikan intruksi
Teknologi
- Memberikan reward bagi yang menyelesaikan tugas dan sebaliknya memberikan hukuman bagi yang tidak menguasai konsep
Project-based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)

Kurikulum
-Jangka panjang, interdisciplinary, pelajar sebagai pusat perhatian dalam menyimak isu dunia nyata yang menarik perhatian pelajar
-Adanya investigasi dan riset yang mendalam
-Mahami proses, mendorong kemampuan berpikir kritis dan menghasilkan penemuan
Kelas
-Pelajar duduk secara fleksibel, santai dan berkolaborasi di dalam tim.
-Petunjuk pembelajaran fleksibel, banyak perbedaan tingkat dan topik yang dipelajari oleh tiap pelajar
-mendorong pelajar bekerja dalam tim yang heterogen untuk mencapai target
Pengajar
-Pengajar sebagai fasilitator dan menyediakan sumber daya
Pelajar
-bertanggung jawab atas diri sendiri, menggambarkan tugasnya sendiri dan bekerja sebagai anggota suatu tim untuk waktu tertentu dengan suatu target
-Pengajar berfungsi sebagai pemandu
Teknologi
-menggunakan alat yang terintegrasi dalam semua aspek kelas, seperti dalam pemecahan masalah, komunikasi, meneliti hasil, dan mengumpulkan informasi.
Di dalam kelas PBL gaya kelas juga berubah. Lingkungan kelas tidak lagi diatur oleh pelajaran yang kaku, tetapi dikuasai oleh pelajaran yang saling behubungan dan membantu para pelajar mengembangkan keterampilannya sesuai tujuan pembelajaran, kemudian mengijinkan pelajar menggunakan keterampilan itu untuk memecahkan masalah. PBL dapat terintegrasi ke dalam kelas dari semua pokok pembelajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar